Sastera

Puisi: ‘Pabila anak kita bertanya’ – Zairil

Pabila anak kita bertanya

Adakah iman kita iman pembuli?
Hanya lantang pada rambut gadis
mencemuh seragam wirawati negara
menggertak anak muda bercinta

Adakah iman kita iman pengecut?
Diam saat hutan dara diragut
senyap tika gunung ditelanjangi
menikus masa laut dan lurah dinodai

Adakah iman kita iman penjarah?
Sibuk membinasa tugu soldadu
kalut memusnah lang yang kaku
amuk menentang salib tanpa tuju

Sedangkan tepat di hadapan kita
Syaitan berkeliar bermaharajalela
Amanah negara hilang tak terkata
Hak jelata dinafi tanpa simpati
Ditohmah, ditipu, kian dizalimi

Pada satu saat nanti
Sanggupkah kita menjawab dan bertentang mata
Pabila anak kita bertanya?

Mengapa ayah hanya bernafsu memotong tangan pencuri
tapi bacul pada perogol rimba pertiwi?

Mengapa ayah hanya berani mengharam mengharbi
tapi menikus tika harta kami diperjudi?

Mengapa ayah memilih mengintai pintu kamar
sedangkan dosa yang lebih membinasa dibiar?

Pada saat itu
adakah kita sanggup menjawab dan bertentang mata
Pabila anak kita bertanya?

* Puisi hasil nukilan Ahli Parlimen Bukit Bendera, Zairil Khir Johari