Nikotin menerimaku bagai kawan
dijerit oleh sekalian politikus, cendekiawan, malah Sasterawan!
bercakap denganku dalam bahasa terucap lengkap
kemerdekaan adalah nafas terakhir yang kian lesap
Jalannya kontang udaranya kasar
kasar menolak muka
muka-muka yang tersadai di jalanan
terbengkalai dalam perasaan
terbengkalai dari kerja
kerja kejar perasaan
untuk apa dipersembahkan perasaan ini,
untuk jalan yang terdepa keluar
dari dada-dada kering
dari batuk-batuk berdarah
setiap manusia
yang
sengal dengan
janji-janji
kesempurnaan
Nikotin menerima pelawaanku bagai sahabat lama
bersuara dalam nada indah metafora kuasa
Kepada perjuangan ini
semua jiwa menyerah
kepada perjuangan ini
di hujungnya tercerah
mahligai 77
kepunyaan yang berani membunuh
tapi bukan kepada
yang tekena serpihan benci si mati berani mati
Kuala Lumpur berdendang berani
menepis cerita-cerita basi
masalah dari corong-corong speaker
bergema 1001 ceriti
Tak jauh dari batu-batu berdiri
masih ada keluarga tersenyum
dengan sebungkus roti
Karya
Muhammad Latiff
Jun 2011